3 Warga Meninggal karena Pneumonia Misterius, Kondisi Pernapasan Parah

Tiga orang telah meninggal selanjutnya lima pasien dirawat antara rumah nyeri setelah diduga mengidap pneumonia asrarus antara wilayah Argentina. Otoritas kesehatan bertekad untuk mengidentifikasi penyakit itu setelah sembilan orang terjangkit secara total.
Dikutip dari laman Metro, penyakit telah memicu kekhawatiran setelah penyakit lain bahwa serupa laksana COVID-19, influenza dan hantavirus dikesampingkan sama pengujian. Awalnya, enam orang di klinik swasta Tucumán diduga alami gejala antara 18 dan 22 Agustus 2022. Apa bahwa terjadi demi enam orang pasien tersebut? Scroll artikel berikut ini.
Hari ini, 2 September 2022, distandarkan bahwa tiga orang lagi ngilu. Lebih daripada separuh kasusnya menjangkiti petugas kesehatan. Untuk itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah diperingatkan bersama tim intelijen epidemi Pusat Pengendalian Penyakit Eropa sedang melacak kasus.
Para ahli telah memperingatkan itu menunjukkan menawantanan penularan terhadap patogen berbahaya dengan sampel masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Tetapi semuanya menjelaskan bahwa lebih berjibun informasi diperlukan sebelum 'alarm' pandemi dibunyikan.
"Kesamaan pasien ini merupakan kondisi pernapasan parah memakai pneumonia bilateral lagi kompromi dalam gambar [x-ray] akan sangat mirip memakai COVID, tetapi itu dikesampingkan," ujar Menteri Kesehatan Tucumán, Luis Medina Ruiz.
Meski maklumat itu mengkhawatirkan, tetapi informasi bena tentang penularan lagi penyebab adapun mendasarinya masih dipelajari, kata Prof Devi Sridhar, ketua kesehatan global antara Universitas Edinburgh.
“Ini menunjukkan aksitanan kolektif kita terhadap patogen berbahaya. Wabah di bagian mana pun di dunia, jika tidak segera diatasi, dapat menyebar dengan bergas mengingat perjalanan udara beserta perdagangan," tuturnya.
Di sisi lain, Prof Jonathan Ball, seorang profesor virologi antara University of Nottingham, telah berteori bahwa itu hanya virus pernapasan nan biasanya tidak diuji sama laboratorium diagnostik. Ia juga menilai ini bukan penyakit mutakhir ibarat COVID-19 sebelumnya.
"[Ini] mungkin bukan penyakit aktual - namun sekelompok kejadian langka mengenai penyakit yang diketahui. Berharap lebih sampai kita kembali ke pasang surut musiman kebanyakan dan aliran virus pernapasan," jelasnya.